AL-MILAL WA AL-NIHAL;
“Sebuah
karya Imam dari para Imam, pemimpin para Shaikh, Mahkota Agama, Bukti dari keyakinan,
Juru Bicara Kebenaran, dan Pilar Shari’at...”
-- Alfred
Guillaume --
(Penerjemah
dan editor Kitab Niha>yah al-Iqda>m
fi 'Ilm al-Kala>m)
Penulis :
Muh}ammad bin Abd al-Kari>m al-Shahrasta>ni>
Penerbit :
Da>r al-Fikr
Kota Terbit :
Beirut
Tahun Terbit :
–
Keberadaan aliran atau golongan dalam
Islam merupakan fakta historis yang tak terbantahkan. Kemunculannya ditandai
ketika pelbagai perbedaan pendapat di kalangan kaum Muslim semakin sulit dicarikan titik
temunya. Apakah hanya karena berbeda pendapat mereka harus berpisah jalan?
Ataukah ada faktor-faktor lain yang turut berperan ketika mereka memutuskan
untuk memisahkan diri dan membentuk aliran baru?
Kitab al-Milal Wa
al-Nihal merupakan salah satu
sumber primer yang secara ekstensif merekam perkembangan aliran
dan pemikiran teologi dalam Islam. Kitab ini ditulis oleh Muh}ammad
bin Abd al-Kari>m al-Shahrasta>ni> (474-548 H/1076-1153 M), seorang ulama besar,
sejarawan, pemikir terkemuka, dan tokoh perbandingan agama abad VI H. Informasi
yang disajikannya terasa begitu orisinil. Kitab ini teramat penting untuk dikaji, tidak saja
untuk kepentingan kajian sejarah, tetapi juga untuk memahami lebih jauh asal-usul
golongan-golongan dalam Islam yang keberadaannya masih bisa kita
saksikan hingga saat ini.
Shahrasta>ni> adalah seorang teolog, filosof, dan sejarawan yang hidup di Persia pada paruh
pertama abad ke-6 H/12 M. Ia lahir di Shahristan, sebuah kota kecil di sebelah
utara Khurasan. Al-Subki> menyebut Shahrasta>ni> sebagai seorang imam dalam
Islam. Sedangkan Guillaume menyebutnya sebagai "filosof besar Islam
terakhir sebelum Ibn Rusyd". Karya-karyanya, antara lain: (1) Kitab al-Milal wa al-Nihal; (2)
Kitab Niha>yah al-Iqda>m; (3) Tarikh al-H}ukama>; (4)
Talkhis} al-Aqsa>m li Madha>hib al-Ana>m; (5) Sharh} S}urah Yu>suf;
(6) Ghayah al-Mara>m fi> 'Ilm al-Kala>m; (7) Qis}s}ah Musa wa al-Khid}r; (8) al-Mabda'
wa al-Ma'a>d; (9) Mus}ara'ah al-Falasifah; dan (10) Shubhat Aristatalis wa
Ibn Sina wa Naqd}uha>.
Kitab al-Milal Wa al-Nihal banyak merekam sejarah panjang pemikiran para
filosof, teolog, dan ahli hikmah termasyhur dari berbagai penjuru dunia, yang
membentang luas sejak ribuan tahun silam. Dijelaskan di dalamnya, mulai
dari para pemikir pra-Sokrates (misalnya Thales dan Phitagoras), Plato, Aristoteles,
Porphyry, hingga Ibnu Sina dan al-Farabi>; mulai dari tradisi pemikiran kuno seperti al-S}a>biah,
al-H}anafiah, dan Stoic hingga aliran (sekte) Tanasukh (Reinkarnasi) dan al-Kabiliyah
(pemuja spiritualisme).
Kitab al-Milal Wa al-Nihal memberi wawasan luas kepada para pembaca
tentang proses dialektika pemikiran dari manusia-manusia pemikir
yang tidak kenal lelah dalam pencarian kebenaran dan hakikat kehidupan. Banyak
tema yang dibahas dalam kitab ini menjadi dasar pijakan berpikir manusia
modern sekarang ini. Misalnya, tema-tema besar kemanusiaan, ruh, emosi,
akal, libido, ego, malaikat, nabi, dan Tuhan, yang menjadi kajian
ilmu-ilmu agama (teologi), filsafat, psikologi dan spiritual. Tidak
mengherankan jika isu-isu modern sekarang seperti HAM, anti-kekerasan, dan
gerakan spiritualisme adalah kelanjutan dari ide-ide besar dari para
pemikir masa lalu.
Hal yang mengagumkan dari al-Shahrasta>ni> adalah kejeniusannya dalam mencerna argumen-argumen filosofis dan
teologis yang kompleks dan rumit ke dalam bahasa yang sederhana dan kuat. Di samping
itu, pemaparan sejarah pemikiran umat manusia ini selalu
dikaitkan dengan teks-teks al-Qur’a>n. Al-Shahrasta>ni>
menggarisbawahi kecemerlangan
ide-ide filosofis dan hikmah-hikmah kehidupan serta mengkritisi argumentasi
rasio yang dianggap menyimpang dari aqidah Islam dengan mengutip dan
mendasarkan diri dengan ayat-ayat al-Qur’a>n tentang tema-tema terkait.
Kitab al-Milal Wa al-Nihal telah terbukti sebagai sebuah karya klasik nan
abadi, yang menawarkan kearifan dan pencerahan bagi para pembacanya. Kitab ini
sangat layak dibaca bagi khalayak luas.
Shahrasta>ni menulis kitabnya dengan sangat sistematis. Sebagai contoh, untuk
menghindari pengulangan ulasan yang tidak perlu dalam bab dan subbab, di
permulaan kitabnya, ia mengupas terlebih dahulu tema-tema penting yang merupakan
pengetahuan paling mendasar dan pintu masuk dalam studi agama dan sekte-sekte
Islam.Ulasan-ulasan penting tersebut dijabarkannya ke dalam lima pendahuluan.
Misalnya, pembahasan mengenai kilas balik sejarah munculnya benih perbedaan dan
polemik di alam semesta. Awal mula perselisihan yang terjadi di kalangan umat
Islam dikupas dalam ulasan tersendiri sehingga lebih mudah dibaca. Selain itu,
perincian tentang sekte dan agama dikupas berdasarkan klasifikasi yang cermat.
Bab pertama dari al-Milal Wa al-Nihal adalah tentang Kepercayaan. Dalam Bab
ini Shahrasta>ni> memaparkan secara panjang lebar tentang
kepercayaan. Secara umum, ia mengklasifikasikan kepercayaan kepada beberapa
kelompok sebagai berikut:
-
Kelompok Stoa, yaitu orang-orang yang tidak mengakui adanya sesuatu
selain yang dapat dijangkau oleh indera dan akal.
-
Kelompok Materialis, yaitu orang-orang yang hanya mengakui
sesuatu yang dapat ditangkap oleh organ inderawi dan tidak mengakui sesuatu
yang hanya dapat dijangkau oleh akal.
-
Kelompok Filosof Athies, yaitu orang-orang yang mengakui adanya sesuatu
yang dapat dicapai melalui indera dan akal, namun mereka tidak
mempunyai hukum dan hukuman.
-
Kelompok al-S}a>biah,
yaitu orang-orang yang mengakui
adanya sesuatu yang dapat dicapai oleh organ inderawi dan akal, namun
mereka tidak mempunyai hukum dan hukuman, juga tidak mengakui agama Islam.
-
Kelompok Majusi, Yahudi dan Nasrani (Kristen), yaitu orang-orang yang
mengakui adanya sesuatu yang dapat dicapai indera dan akal dan
mempunyai shari’at, namun mereka tidak mengakui shari’at Muh}ammad.
-
Kelompok Muslim, yaitu orang-orang yang mengakui semua yang disebut di atas
serta mengakui kenabian Muh}ammad.
Selanjutnya, Shahrasta>ni>
menguraikan kelompok yang tidak mengakui shari’at Islam yang diambil dari madhhab
dan sekte-sektenya. Di antaranya yaitu al-S}a>biah,
kelompok Pemuja makhluk rohani (Pemuja
malaikat), perdebatan antara al-S}a>biah dan H}unafa, aliran Naturalisme, Pemuja benda-benda alam, Pemuja
lukisan-lukisan, aliran al-Hirnaniyah, aliran Tanasukh dan H}ulul.
Pada bab dua, Shahrasta>ni>
menjelaskan tentang pemikiran tujuh filosof (Thales, Anaxagoras, Anaximenes,
Empedocles, Phitagoras, Socrates, dan Plato). Ia juga mengemukakan ajaran
filsafat Romawi dan Yunani kuno secara berurutan dari kitab-kitab para
filosof itu sendiri. Menurutnya, ilmu filsafat lahir di daerah Romawi, sedangkan
di daerah-daerah lain hanya merupakan cabangnya.
Shahrasta>ni> juga memaparkan tentang hal ihwal para
filosof:
-
Filosof Akidah (teologi),
yaitu Plutarch, Xenophanes, Zeno of Elea, Democritus, Akademikus, Heraklitus,
Epicurus, Solon, Hippocrates, Democritus, Euclides, Patlemus dan Stoic.
-
Filosof Yunani Mutaakhir, yaitu Aristoteles, Alexander,
Dijujanus, Para Senator, Taupavistis, Pricles, Thamositlas, Alexander
Aprodis dan Porphyry.
-
Filosof Mutaakhiri>n dan Filsafat Islam, yaitu Ibnu Sina (Abu> ‘Ali> al-H}usaini> bin
‘Abdulla>h bin Sina).
Setelah menjelaskan beberapa konsep, Shahrasta>ni> secara khusus membicarakan doktrin, aliran, dan sub-aliran
dari Mu'tazilah, Jabariyyah, S}ifatiyyah, Khawa>rij, Murji'ah, dan Shi'ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar