SURAT AL-QUR’AN DAN BERBAGAI PROBLEMATIKANYA

A.    Pendahuluan
Al-Qur’a>n terdiri atas su>rat-su>rat dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah su>rat dari Al-Qur’a>n. Su>rat adalah sejumlah ayat Al-Qur’a>n yang mempunyai permulaan dan kesudahan.[1]
Menurut Ahmad Abdul Aziz, Su>rat adalah bab dalam al-Qur’a>n. Ada 114 su>rat yang secara garis besar diatur sesuai dengan panjangnya, yang dimulai dengan su>rat yang paling panjang, kecuali su>rat al-Fa>tih}ah (pembukaan) yang merupakan su>rat yang pendek. Semua su>rat mempunyai nama khusus. Semua su>rat dimulai dengan bacaan Basmalah kecuali su>rat at-Taubat.[2]
Su>rat-su>rat Al-Qur’a>n terdiri dari ‘verses’, yang disebut ayat (jamak: aya).[3] Su>rat yang terpanjang dalam Al-Qur’a>n terdiri atas 286 ayat (su>rat al-Baqarah) dan yang terpendek terdiri atas 3 ayat (su>rat an-Nas}r, su>rat al-Kauthar, dan su>rat al-‘As}r). Antara satu su>rat dan su>rat lainnya dipisahkan oleh bacaan basmalah kecuali antara su>rat al-Anfa>l dan su>rat at-Taubat).[4]
Jumlah su>rat Qur’an ada seratus empat belas su>rat. Su>rat yang pertama adalah Al-Fa>tih}ah, merupakan doa pendek yang sangat sering dibaca oleh umat Islam.[5] Mengenai jumlah su>rat Al-Qur’a>n ada pula yang mengatakan ada seratus tiga belas su>rat, karena su>rat al-Anfa>l dan Bara>’ah dianggap satu su>rat. Adapun jumlah ayatnya sebanyak 6.200 lebih namun “kelebihan” ini masih diperselisihkan. Ayat terpanjang adalah ayat tentang utang-piutang, sedang su>rat terpanjang adalah su>rat al-Baqarah.[6] Setiap su>rat memiliki nama, yang diambil dari kata yang menonjol atau sering disebutkan dalam su>rat atau diambil dari kata yang terdapat pada permulaan su>rat. Terkadang suatu su>rat mempunyai dua nama yang mana keduanya sama-sama sering digunakan.[7]
Ada beberapa perbedaan Ulama mengenai Pengertian Su>rat Al Qur’an; Penentuan Su>rat Al Qur’an, Nama dan Tujuannya; Macam-Macam Su>rat Al Qur’an; Sistematika Su>rat Al Qur’an.

B.     Pengertian Su>rat Al Qur’an
Su>rat adalah bagian dari Al-Qur’a>n. Untuk menyebutkan kata su>rat biasanya digunakan juga kata ‘chapter’, kata sura (jamak: suwar), shurah (bahasa Ibrani), surta/surtha (bahasa Syria).[8] Kata “su>rat” berasal dari kata as-su’ru yang berarti “sisa air dalam bejana”, as-sur yang berarti “pagar pembatas (dinding)”, atau dari kata as-su>rat yang berarti “pasal”. Su>rat adalah sekumpulan ayat Al-Qur’a>n yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga ayat yang mempunyai pendahuluan dan penutup. Su>rat dalam Al-Qur’a>n berjumlah 114.[9] Menurut istilah para Ulama, makna su>rat adalah
اما السورة فمعناها طا ئفة من القران مستقلة اقلها ثلاث ايات
Su>rat adalah bagian dari Al-Qur’a>n yang sedikitnya terdiri dari tiga ayat.[10]
Su>rat adalah sejumlah ayat Al-Qur’a>n yang mempunyai permulaan dan kesudahan.[11] Dalam Ensiklopedia Al-Qur’a>n dijelaskan bahwa su>rat adalah kumpulan ayat-ayat Al-Qur’a>n tertentu yang mempunyai awalan dan potongan suku kalimat.[12] Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa Su>rat adalah bagian dari Al-Qur’a>n yang terdiri dari beberapa ayat –sedikitnya tiga ayat– yang mempunyai pendahuluan dan penutup.

C.    Penentuan Su>rat Al Qur’an, Nama dan Tujuannya[13]
  1. Su>rat al-Fa>tih}ah (pembukaan). Su>rat ini diletakkan di permulaan Al-Qur’a>n. Al-Fa>tih}ah mempunyai beberapa nama, yaitu Ummu Al-Qur’a>n (induk Al-Qur’a>n), Ummu al-Kitab (induk kitab), dan as-Sab’u al-Masani (tujuh yang berulang-ulang, karena terdiri dari tujuh ayat dan diulang-ulang dalam salat). Al-Fa>tih}ah adalah su>rat pertama yang diturunkan secara lengkap dan mengandung unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-Qur’a>n, yaitu unsur akidah, ibadah, dan akhlak.
  2. Su>rat al-Baqarah (sapi betina). Dalam su>rat ini dikisahkan tentang penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah swt. Kepada Bani Israil. Nama lainnya adalah Furtat Al-Qur’a>n (Puncak Al-Qur’a>n) karena berisi beberapa ketentuan hukum yang penting dan tidak disebutkan dalam su>rat-su>rat lainnya. Disebut juga alif la>m mi>m karena diawali dengan kata itu.
  3. Su>rat ‘Ali> Imra>n (keluarga Imran). Su>rat ini memuat kisah keluarga Imran yang di dalamnya dipaparkan cerita tentang kelahiran putri dan cucu Imran, Maryam dan Isa.
  4. Su>rat an-Nisa>‘ (wanita). Tema pokok su>rat an-Nisa>‘ adalah masalah wanita.
  5. Su>rat al-Ma>idah (hidangan). Su>rat ini dinamakan al-Ma>idah karena memuat kisah pengikut Nabi Isa as. yang menuntut agar didatangkan hidangan makanan dari langit. Nama lainnya adalah al-‘Uqud (perjanjian) karena banyak berisi masalah perjanjian dan al-Munqiz (yang menyelamatkan) karena dalam su>rat ini ada kisah Nabi Isa as. yang menyelamatkan pengikutnya yang setia.
  6. Su>rat al-An’a>m (binatang ternak). Al-An’a>m berkaitan dengan adat istiadat orang musyrik. Menurut adat mereka binatang ternak itu dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
  7. Su>rat al-A’ra>f (tempat yang tertinggi antara surga dan neraka). Kata al-A’ra>f terdapat pada ayat 46.
  8. Su>rat al-Anfa>l (harta rampasan perang). Dinamakan al-Anfa>l karena tema yang menonjol dalam su>rat ini adalah masalah harta rampasan perang.
  9. Su>rat at-Taubat (tobat). Dinamakan at-Taubat karena dalam su>rat ini berulang kali disebutkan kata at-Taubat. Nama lainnya adalah Bara>’ah (berlepas diri, memutuskan hubungan), karena tema pokok yang dibicarakan adalah masalah pernyataan memutuskan perjanjian damai dengan orang musyrik.
  10. Su>rat Yunus. Su>rat ini dinamakan Yunus karena memuat kisah Nabi Yunus as.
  11. Su>rat Hu>d. Diberi nama Hu>d karena memuat kisah Nabi Hu>d as.
  12. Su>rat Yu>suf. Dinamakan Yu>suf karena dalam su>rat ini diceritakan kisah Nabi Yu>suf as.
  13. Su>rat ar-Ra’d (guruh). Nama su>rat ini diambil dari kata ar-ra’d yang terdapat pada ayat 13.
  14. Su>rat Ibra>hi>m. Diberi nama Ibra>hi>m karena memuat kisah Nabi Ibra>hi>m as. dan doanya (ayat 35-41)
  15. Su>rat al-H}ijr. Diberi nama al-H}ijr karena dalam su>rat ini diceritakan kaum Samud yang tinggal di suatu daerah pegunungan yang bernama H}ijr.
  16. Su>rat an-Nah}l (lebah). Su>rat ini diberi nama an-Nah}l karena di dalam ayat 68 Allah swt. menyebut masalah lebah. Su>rat ini disebut juga an-Ni’am (nikmat).
  17. Su>rat al-Isra>(berjalan di waktu malam). Su>rat ini dinamakan al-Isra> karena tema pokok yang dibahas adalah kisah isra mikraj. Su>rat ini dinamakan juga Bani Isra’il karena pada pendahuluannya dikisahkan tentang Bani Israil.
  18. Su>rat al-Kahfi (gua). Su>rat ini dinamakan al-Kahfi karena menceritakan para pemuda yang menghuni gua dan tinggal bertahun-tahun lamanya disana.
  19. Su>rat Maryam. Dinamakan su>rat Maryam karena di dalamnya diungkapkan kisah Maryam, ibu Nabi Isa as. yang melahirkannya tanpa dikawini atau dicampuri laki-laki.
  20. Su>rat T}aha. Su>rat ini dimulai dengan huruf hijaiyyah t}a> ha>.
  21. Su>rat al-Anbiya> (nabi-nabi). Su>rat ini memuat kisah beberapa orang nabi.
  22. Su>rat al-H}ajj (haji), mengemukakan hal yang berkaitan dengan ibadah haji.
  23. Su>rat al-Mu’minu>n (orang-orang yang beriman). Su>rat ini dinamakan al-Mu’minu>n karena diawali dengan penjelasan tentang sifat orang mukmin dan keberuntungan mereka.
  24. Su>rat an-Nu>r (cahaya). Nama su>rat ini diambil dari kata an-Nu>r yang tertera pada ayat 35. Yang dimaksudkan dengan an-Nu>r disini adalah Al-Qur’a>n.
  25. Su>rat al-Furqa>n (pembeda). Su>rat ini dimulai dengan ayat yang menyebut kata al-Furqa>n. Yang dimaksud al-Furqa>n disini adalah Al-Qur’a>n.
  26. Su>rat asy-Syu’ara> (para penyair). Di dalam su>rat ini disebutkan kedudukan para penyair (ayat 224).
  27. Su>rat an-Naml (semut). Dinamakan an-Naml karena memuat cerita tentang semut di masa Nabi Sulaiman as. (ayat 18 dan 19).
  28. Su>rat al-Qas}as} (cerita). Su>rat ini dinamakan al-Qas}as} karena terdapat kata qas}as} pada ayat 25.
  29. Su>rat al-’Ankabu>t (laba-laba). Nama su>rat ini diambil dari kata al-‘ankabu>t yang terdapat pada ayat 41. Dalam su>rat ini, Allah mengumpamakan penyembah berhala dengan laba-laba yang terlalu yakin pada kekuatan sarangnya, padahal sebenarnya sarangnya itu sangat rapuh. Demikian pula dengan kekuatan berhala yang disembah, tidak sedikit pun dapat menolong mereka dari azab.
  30. Su>rat ar-Ru>m. Su>rat ini dinamakan demikian karena memuat kisah bangsa Romawi (ayat 2-4).
  31. Su>rat Luqma>n. Su>rat ini memuat kisah Luqman.
  32. Su>rat as-Sajdah (sujud). Dinamakan demikian karena dalam su>rat ini terdapat ayat as-sajdah (ayat 15).
  33. Su>rat al-Ahza>b (golongan yang bersekutu). Su>rat ini memuat kisah perang Ahza>b (perang Khandaq).
  34. Su>rat Saba>. Su>rat ini memuat kisah kaum Saba>, salah satu kabilah Arab di daerah Yaman.
  35. Su>rat Fa>t}ir (pencipta). Nama su>rat ini diambil dari kata fa>t}ir yang terdapat pada ayat pertama.
  36. Su>rat Ya>si>n. Su>rat ini dimulai dengan huruf ya dan sin.
  37. Su>rat as}-S}affa>t. Su>rat ini dinamakan demikian karena dimulai dengan kata as}-s}affa>t yang menerangkan bahwa jiwa para malaikat yang berbaris di hadapan Tuhan itu bersih dan tidak dapat digoda oleh setan.
  38. Su>rat S}ad. Nama su>rat ini diambil dari huruf hijaiyyah s}ad yang mengawali su>rat.
  39. Su>rat az-Zumar (rombongan). Nama su>rat ini diambil dari kata zumar yang terdapat pada ayat 71 dan 73.
  40. Su>rat al-Mu’min (orang yang beriman). Nama su>rat ini diambil dari kata mu’min yang terdapat pada ayat 28.
  41. Su>rat Fus}s}ilat (yang dijelaskan) atau su>rat as-Sajdah (H}a>mi>m). Nama su>rat ini diambil dari kata fus}s}ilat yang terdapat pada ayat 3.
  42. Su>rat ash-Shura (musyawarah). Nama su>rat ini diambil dari kata shura yang terdapat pada ayat 38.
  43. Su>rat az-Zukhruf (perhiasan). Nama su>rat ini diambil dari kata zukhruf yang terdapat pada ayat 35.
  44. Su>rat ad-Dukha>n (kabut). Nama su>rat ini diambil dari kata dukha>n yang terdapat pada ayat 10.
  45. Su>rat al-Ja>thiyah (yang berlutut). Nama su>rat ini diambil dari kata Ja>thiyah yang terdapat pada ayat 28.
  46. Su>rat al-Ah}qa>f (bukit pasir). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Ah}qa>f yang terdapat pada ayat 21.
  47. Su>rat Muh}ammad. Nama su>rat ini diambil dari kata Muh}ammad yang terdapat pada ayat kedua. Su>rat Muh}ammad disebut juga su>rat al-Qita>l (peperangan) karena memuat hukum peperangan.
  48. Su>rat al-Fath} (kemenangan). Nama su>rat ini diambil dari kata Fath} yang terdapat pada ayat pertama.
  49. Su>rat al-Hujura>t (kamar). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Hujura>t yang terdapat pada ayat keempat.
  50. Su>rat Qa>f. Nama su>rat ini diambil dari huruf hijaiyyah qaf yang terdapat pada permulaan su>rat ini.
  51. Su>rat adh-Dha>riya>t (angin yang menerbangkan). Nama su>rat ini diambil dari kata adh-Dha>riya>t yang terdapat pada awal su>rat.
  52. Su>rat at}-T}u>r (bukit). Nama su>rat ini diambil dari kata at}-T}u>r yang terdapat pada permulaan su>rat.
  53. Su>rat an-Najm (bintang). Nama su>rat ini diambil dari kata an-Najm yang terdapat pada awal su>rat.
  54. Su>rat al-Qamar (bulan). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Qamar yang terdapat pada ayat pertama.
  55. Su>rat ar-Rah}man (Yang Maha Pemurah). Nama su>rat ini diambil dari kata ar-Rah}man yang terdapat pada permulaan su>rat.
  56. Su>rat al-Wa>qi’ah (hari kiamat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Wa>qi’ah yang terdapat pada ayat pertama.
  57. Su>rat al-H}adi>d (besi). Nama su>rat ini diambil dari kata h}adi>d yang terdapat pada ayat 2.
  58. Su>rat al-Mujadalah (wanita yang mengajukan gugatan). Su>rat ini dinamakan demikian karena pada awal su>rat ini disebutkan tentang seorang wanita yang mengajukan gugatan terhadap suaminya yang telah men-z}ihar-nya.
  59. Su>rat al-Hashr (pengusiran). Dinamakan su>rat al-Hashr karena menjelaskan peristiwa pengusiran Bani Nadir (suku Yahudi) dari Madinah (ayat 2).
  60. Su>rat al-Mumtah}anah. Nama su>rat ini diambil dari kata famtah}inu>hunna (ayat 10) yang yang menjelaskan wanita yang diuji (mumtah}anah).
  61. Su>rat as}-S}a>ff (barisan). Nama su>rat ini diambil dari kata s}a>ff yang terdapat pada ayat 4.
  62. Su>rat al-Jumu’ah (hari Jum’at). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Jumu’ah yang terdapat pada ayat 9.
  63. Su>rat al-Muna>fiqu>n. Su>rat ini dinamakan demikian karena isinya mengungkapkan sifat orang munafik.
  64. Su>rat at-Tagha>bu>n (hari ditampakkan kesalahan). Nama su>rat ini diambil dari kata at-Tagha>bu>n yang terdapat pada ayat 9.
  65. Su>rat at}-T}ala>q (talak). Su>rat ini dinamakan demikian karena kebanyakan ayatnya membicarakan masalah talak.
  66. Su>rat at-Tah}ri>m (mengharamkan). Nama su>rat ini diambil dari kata tah}ri>m yang terdapat pada ayat pertama.
  67. Su>rat al-Mulk (kerajaan). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Mulk yang terdapat pada ayat pertama.
  68. Su>rat al-Qalam (kalam). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Qalam yang terdapat pada awal su>rat.
  69. Su>rat al-H}a>qqah (hari kiamat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-H}a>qqah yang terdapat pada permulaan su>rat.
  70. Su>rat al-Ma’a>rij (tempat naik). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Ma’a>rij yang terdapat pada ayat ketiga.
  71. Su>rat Nu>h}. Dinamakan demikian karena seluruh su>rat ini menjelaskan masalah doa dan dakwah Nabi Nu>h} as.
  72. Su>rat al-Jinn. Nama su>rat ini diambil dari kata al-Jinn yang terdapat pada ayat pertama.
  73. Su>rat al-Muzzammil (orang yang berselimut). Nama su>rat ini diambil dari kata al-Muzzammil yang terdapat pada ayat pertama.
  74. Su>rat al-Muddaththir (yang berlutut). Nama su>rat ini diambil dari kata al-muddaththir yang terdapat pada ayat pertama.
  75. Su>rat al-Qiya>mah (hari kiamat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-qiya>mah yang terdapat pada ayat pertama.
  76. Su>rat al-Insa>n (manusia). Nama su>rat ini diambil dari kata al-insa>n yang terdapat pada ayat pertama. Disebut juga su>rat ad-Dahr.
  77. Su>rat al-Mursala>t (malaikat yang diutus). Nama su>rat ini diambil dari kat/a al-mursala>t yang terdapat pada permulaan su>rat.
  78. Su>rat an-Naba> (berita besar). Nama su>rat ini diambil dari kata an-naba> yang terdapat pada ayat kedua.
  79. Su>rat an-Na>zi’a>t (malaikat pencabut nyawa). Nama su>rat ini diambil dari kata an-naz>i’a>t yang terdapat pada awal su>rat.
  80. Su>rat ‘Abasa (ia bermuka masam). Nama su>rat ini diambil dari kata ‘abasa yang mengawali su>rat.
  81. Su>rat at-Takwi>r (menggulung). Nama su>rat ini diambil dari masdar fi’il kuwira (digulung) yang terdapat pada ayat pertama.
  82. Su>rat al-Infit}a>r (terbelah). Nama su>rat ini diambil dari masdar fi’il infat}ara (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama.
  83. Su>rat al-Mutaffifi>n (orang yang curang). Nama su>rat ini diambil dari kata al-mutaffifi>n yang terdapat pada ayat pertama.
  84. Su>rat al-Inshiqa>q (terbelah). Nama su>rat ini diambil dari masdar fi’il inshaqqa (terbelah) pada ayat pertama.
  85. Su>rat al-Buru>j (gugusan bintang). Nama su>rat ini diambil dari kata al-buru>j yang terdapat pada ayat pertama.
  86. Su>rat at}-T}a>riq (yang datang di malam hari). Nama su>rat ini diambil dari kata at}-t}a>riq di permulaan su>rat.
  87. Su>rat al-A’la> (yang paling tinggi). Nama su>rat ini diambil dari kata al-a’la> yang terdapat pada ayat pertama.
  88. Su>rat al-Gha>shiyah (peristiwa yang dahsyat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-gha>shiyah yang terdapat pada ayat pertama.
  89. Su>rat al-Fajr (fajar). Nama su>rat ini diambil dari kata al-fajr pada permulaan su>rat.
  90. Su>rat al-Balad (negeri). Nama su>rat ini diambil dari kata al-balad yang terdapat pada ayat pertama.
  91. Su>rat ash-Shams (matahari). Nama su>rat ini diambil dari kata ash-shams yang terdapat pada permulaan su>rat.
  92. Su>rat al-Lail (malam). Nama su>rat ini diambil dari kata al-lail yang terdapat pada awal su>rat.
  93. Su>rat ad}-D}uh}a> (waktu duha). Nama su>rat ini diambil dari kata ad}-d}uh}a> yang terdapat pada permulaan su>rat.
  94. Su>rat Alam Nashrah} (melapangkan). Nama su>rat ini diambil dari kata alam nashrah} yang terdapat pada ayat pertama.
  95. Su>rat at-Ti>n (buah tin). Nama su>rat ini diambil dari kata at-ti>n yang terdapat pada awal su>rat.
  96. Su>rat al-‘Alaq (segumpal darah). Nama su>rat ini diambil dari kata al-‘Alaq yang terdapat pada awal su>rat.
  97. Su>rat al-Qadr (kemuliaan). Nama su>rat ini diambil dari kata al-qadr yang terdapat pada ayat pertama.
  98. Su>rat al-Bayyinah (bukti yang nyata). Nama su>rat ini diambil dari kata al-bayyinah pada ayat pertama.
  99. Su>rat az-Zalzalah. Nama su>rat ini diambil dari kata zilzal (ayat 1) yang berarti keguncangan hebat pada hari kiamat.
100.   Su>rat al-‘A>diyat (kuda perang yang berlari kencang). Nama su>rat ini diambil dari kata al-‘a>diyat yang terdapat pada awal su>rat.
101.   Su>rat al-Qa>ri’ah (hari kiamat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-qa>ri’ah yang terdapat pada permulaan su>rat.
102.   Su>rat at-Taka>thur (bermegah-megahan). Nama su>rat ini diambil dari kata at-taka>thur yang terdapat pada ayat pertama.
103.   Su>rat al-‘As}r (masa). Nama su>rat ini diambil dari kata al-‘as}r yang terdapat pada awal su>rat.
104.   Su>rat al-Humazah (pengumpat). Nama su>rat ini diambil dari kata al-humazah yang terdapat pada ayat pertama.
105.   Su>rat al-Fi>l (gajah). Nama su>rat ini diambil dari kata al-fi>l yang terdapat pada ayat pertama.
106.   Su>rat Quraish (suku Quraisy). Nama su>rat ini diambil dari kata quraish yang terdapat pada ayat pertama.
107.   Su>rat al-Ma>’u>n (barang yang berguna). Nama su>rat ini diambil dari kata al-ma>’u>n yang terdapat pada ayat terakhir.
108.   Su>rat al-Kauthar (nikmat yang banyak). Nama su>rat ini diambil dari kata al-kauthar yang terdapat pada ayat pertama.
109.   Su>rat al-Ka>firu>n (orang-orang kafir). Nama su>rat ini diambil dari kata al-ka>firu>n yang terdapat pada ayat pertama.
110.   Su>rat an-Nas}r (pertolongan). Nama su>rat ini diambil dari kata an-nas}r yang terdapat pada ayat pertama.
111.   Su>rat al-Lahab (gejolak api). Nama su>rat ini diambil dari kata al-lahab yang terdapat pada ayat pertama.
112.   Su>rat al-Ikhla>s} (yang berlutut). Nama su>rat ini diambil dari temanya yang sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah swt.
113.   Su>rat al-Falaq (waktu subuh). Nama su>rat ini diambil dari kata al-falaq yang terdapat pada ayat pertama.
114.   Su>rat an-Na>s (manusia). Nama su>rat ini diambil dari kata an-na>s yang terdapat pada ayat pertama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara nama su>rat dan kandungan isi su>rat memiliki kaitan sebagai berikut:
  1. Nama diambil dari urgensi isi serta kedudukan su>rat. Nama su>rat al-Fa>tih}ah disebut dengan umm al-Kita>b karena urgensinya dan disebut dengan al-Fa>tih}ah karena kedudukannya.
  2. Nama diambil dari perumpamaan, peristiwa, kisah atau peran yang menonjol. Seperti su>rat al-Ankabu>t, al-Fath}, al-Fi>l, al-Lahab, dan sebagainya.
  3. Nama sebagai cerminan isi pokoknya, misalnya al-Ikhla>s} karena mengandung ide pokok keimanan yang paling mendalam.
  4. Nama diambil dari tema spesifik, misalnya al-H}ajj (tema haji), an-Nisa>‘ (tema perempuan dan tatanan kehidupan rumah tangga).
  5. Nama diambil dari huruf-huruf tertentu yang terletak pada permulaan su>rat. Contohnya: T}a>ha>, Ya>si>n, S}a>d, dan Qa>f.

D.    Macam-Macam Su>rat Al Qur’an
Berdasarkan panjang pendek su>rat atau jumlah ayat yang dikandungnya, ulama membagi su>rat ke dalam empat kelompok:
  1. At}-T}iwa>l, disebut juga sab’u at}-t}iwa>l,[14] yaitu tujuh su>rat yang panjang, terdiri dari su>rat al-Baqarah, Ali ‘Imra>n, an-Nisa>‘, al-Ma>’idah, al-An’a>m, A’ra>f dan yang ketujuh – ada yang mengatakan – Anfa>l dan Bara>’ah sekaligus karena tidak dipisah dengan basmalah di antara keduanya. Dan dikatakan pula bahwa yang ketujuh adalah su>rat Yunus.[15]
  2. Al-Mi’u>n, yaitu su>rat-su>rat yang ayat-ayatnya lebih dari seratus atau sekitar itu, seperti Hud, Yusuf, an-Nah}l, dan al-Kahfi.[16]
  3. Al-Matha>ni, yaitu su>rat-su>rat yang jumlah ayatnya kurang dari seratus ayat[17] atau di bawah al-Mi’u>n, seperti al-H}ajj, al-Qas}as}, dan al-Ahzab. Dinamakan Matha>ni, karena su>rat itu diulang-ulang bacaannya lebih banyak dari at}-T}iwa>l dan al-Mi’u>n.[18]
  4. Al-Mufas}s}al adalah su>rat pendek.[19] Dikatakan bahwa su>rat-su>rat ini dimulai dari su>rat Qa>f, ada pula yang mengatakan dimulai dari su>rat Hujura>t, juga ada yang mengatakan dimulai dari su>rat yang lain. Su>rat mufas}s}al dibagi menjadi tiga:
a.       Mufas}s}al T}iwa>l, dimulai dari su>rat Qa>f atau Hujura>t sampai dengan ‘Amma atau Buru>j.
b.      Mufas}s}al Awsat}, dimulai dari su>rat an-Naba> atau Buru>j sampai dengan D}uh}a> atau Lam Yakun.
c.       Mufas}s}al Qis}ar, dimulai dari D}uh}a> atau Lam Yakun sampai dengan an-Na>s. Dinamakan mufas}s}a>l karena banyaknya fas}l (pemisahan) di antara su>rat-su>rat tersebut dengan basmalah.[20]
Berdasarkan tempat turunnya, su>rat dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu su>rat Makkiyyah dan su>rat Madaniyyah. Kelompok su>rat yang semua atau sebagian besar ayatnya diturunkan di Mekah (sebelum periode hijrah) dinamakan su>rat Makkiyyah dan kelompok su>rat yang semua atau sebagian besar ayatnya diturunkan di Madinah (sesudah hijrah) disebut su>rat Madaniyyah.[21]
Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah su>rat Makkiyyah dan su>rat Madaniyyah.[22] Salah satu riwayat aransemen kronologis Al-Qur’a>n yang paling berpengaruh adalah yang bersumber dari Ibnu Abbas. Dalam riwayat ini, 85 su>rat Al-Qur’a>n dikategorikan Makkiyyah dan 28 su>rat lain sebagai Madaniyyah. Su>rat pertama tidak terdapat dalam riwayat ini. Dengan sedikit perubahan, riwayat ini kemudian diadopsi para penyunting Al-Qur’a>n edisi standar Mesir dengan menetapkan 86 su>rat Makkiyyah –yakni dengan memasukkan su>rat pertama ke dalamnya– dan sisanya diklasifikasikan sebagai su>rat Madaniyyah.[23]
Pembuka dan penutup su>rat.[24]
Ada sepuluh macam pembuka su>rat (fawa>tih} as-suwar), yaitu:
  1. As-Sana’, kata yang berisi pujian kepada Allah swt.
  2. Huruf hijaiyyah (ejaan)
  3. Bentuk seruan (an-nida>), yaitu kata ya ayyuha yang dihubungkan dengan kata lain (yang diseru)
  4. Kalimat berita atau pernyataan (al-jumlah al-khabariyyah)
  5. Sumpah (al-qasam)
  6. Kata pengandaian (ash-shart)
  7. Kata yang menunjukkan perintah (al-amr)
  8. Kata tanya (al-istifha>m)
  9. Kata yang menunjukkan doa (ad-du’a>)
  10. Kata yang menunjukkan arti “karena” (at-ta’li>l)
Adapun penutup su>rat (khawa>tim as-suwar) antara lain terdiri dari kata yang menunjukkan:
  1. Doa
  2. Wasiat
  3. Pengagungan Tuhan
  4. Janji dan ancaman Tuhan
Hikmah pengelompokan ayat berdasarkan su>rat[25]
Pengelompokan ayat berdasarkan su>rat mengandung beberapa hikmah, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Untuk memudahkan dan menarik minat orang untuk mempelajari, memahami, dan menghafal Al-Qur’a>n
  2. Untuk menunjukkan bahwa dalam setiap su>rat terdapat satu persoalan pokok yang dibicarakan
  3. Untuk menunjukkan bahwa panjang atau pendek suatu su>rat tidak menjadi ukuran bagi kemukjizatannya
  4. Untuk mendorong pembaca lebih bergairah melanjutkan bacaannya ke su>rat berikutnya
  5. Adanya keyakinan bahwa seorang pembaca Al-Qur’a>n sesudah membaca suatu su>rat telah menyelesaikan suatu kelompok tertentu.

E.     Sistematika Su>rat Al Qur’an
Para Ulama berbeda pendapat dalam mengurutkan su>rat-su>rat dalam Al-Qur’a>n. Mereka berbeda pendapat apakah pengurutan su>rat-su>rat berdasar pada tauqi>fi> (petunjuk langsung dari Allah swt.) lewat nas atau berdasar pada ijtihad.[26]
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Rasulullah saw. telah membaca sejumlah su>rat  dengan tertib ayat-ayatnya dalam salat atau dalam khutbah Jum’at, seperti su>rat al-Baqarah, ‘Ali> Imra>n, dan an-Nisa>‘. Juga hadis sahih menyatakan bahwa Rasulullah saw. membaca su>rat al-A’ra>f dalam salat maghrib dan dalam salat Subuh hari Jum’at membaca su>rat Alif La>m Mi>m Tanzi>lul kita>bi la> raiba fi>hi (as-Sajdah), dan ad-Dahr; juga membaca su>rat Qa>f pada waktu khutbah; su>rat Jumu’ah dan su>rat Muna>fiqu>n dalam salat Jum’at.[27]
Jibril senantiasa mengulangi dan memeriksa Al-Qur’a>n yang telah disampaikan kepada Rasulullah saw. sekali setiap tahun, pada bulan Ramadan dan pada tahun terakhir kehidupannya sebanyak dua kali. Pengulangan Jibril yang terakhir ini seperti tertib yang dikenal sekarang ini.[28]
Zarkashi mengatakan apabila diamati letak su>rat mencerminkan keagungan Ilahi, yakni ditunjukkan dengan hal-hal berikut: (1) adanya hubungan antara isi/makna dari akhir su>rat dengan permulaan su>rat berikutnya, (2) keseimbangan atau sajak pada kata-kata yang terdapat dalam Al-Qur’a>n seperti akhir dari setiap ayat pada su>rat al-Lahab dan al-Ikhla>s}, semua ayat pada su>rat tersebut diakhiri dengan bunyi “ad”.[29]
Mengenai tertib su>rat, terdapat tiga pendapat para Ulama’, yaitu:
  1. Tauqi>fi>
Golongan ini diwakili oleh Abu Bakar ibn al-Anbari, al-Kirmani, dan Ibnu al-Hisr.[30] Dikatakan bahwa tertib su>rat itu tauqi>fi> dan ditangani langsung oleh Nabi saw. sebagaimana diberitahukan Jibril kepadanya atas perintah Tuhan. Dengan demikian, Qur’an pada masa Nabi saw. telah tersusun su>rat-su>ratnya secara tertib sebagaimana tertib ayat-ayatnya, seperti yang ada di tangan kita sekarang ini, yaitu tertib mushaf Uthman yang tak ada seorang sahabat pun menentangnya. Ini menunjukkan telah terjadi kesepakatan (ijma’) atas tertib su>rat, tanpa suatu perselisihan apa pun.[31]
Penempatan urutan su>rat yang terdapat dalam mushaf Al-Qur’a>n tidak disusun berdasarkan tertib turunnya, melainkan disusun berdasarkan tauqif (petunjuk) dari Nabi Muhammad saw. Begitu pula nama su>rat, biasanya diambil dari kata yang terdapat di permulaan su>rat atau diambil dari kata yang menjadi pokok pembicaraan dalam su>rat itu.[32]
Yang mendukung pendapat ini mengatakan bahwa Rasulullah telah membaca beberapa su>rat secara tertib di dalam salatnya. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan dari Sa’id bin Kholid bahwa Nabi saw. pernah membaca as sab’ut} t}iwal dalam satu rakaat. Dan diriwayatkan lagi, Nabi saw. pernah membaca beberapa su>rat mufas}s}al (su>rat-su>rat pendek) dalam satu rakaat.[33] Bukhari meriwayatkan dari Ibn Mas’ud, bahwa ia mengatakan: “Su>rat Bani Isra>’il, Kahfi, Maryam, Ta>ha> dan Anbiya> termasuk su>rat-su>rat yang diturunkan di Mekah dan yang pertama-tama aku pelajari.”[34] Kemudian ia menyebutkan su>rat-su>rat itu secara berurutan sebagaimana tertib susunan seperti sekarang ini.
Telah diriwayatkan melalui Ibn Wahb, dari Sulaiman bin Bilal, ia berkata: “Aku mendengar Rabi’ah ditanya orang, ‘mengapa su>rat Baqarah dan Ali> ‘Imra>n didahulukan, padahal sebelum kedua su>rat itu telah diturunkan delapan puluh sekian su>rat Makki, sedang keduanya diturunkan di Medinah?’ Ia menjawab: ‘Kedua su>rat itu memang didahulukan dan Qur’an dikumpulkan menurut pengetahuan dari orang yang mengumpulkannya.’ Kemudian katanya: ‘Ini adalah sesuatu yang mesti terjadi dan tidak perlu dipertanyakan.’
Ibnul Hisar mengatakan: “Tertib su>rat dan letak ayat-ayat pada tempat-tempatnya itu berdasarkan wahyu. Rasulullah mengatakan: ‘Letakkanlah ayat ini di tempat ini.’ Hal tersebut telah diperkuat pula oleh nukilan atau riwayat yang mutawatir dengan tertib seperti ini, dari bacaan Rasulullah dan ijma’ para sahabat untuk meletakkan atau menyusunnya seperti ini di dalam mushaf.”[35]
Dengan demikian, tetaplah bahwa tertib su>rat-su>rat itu bersifat tauqi>fi>, seperti halnya tertib ayat-ayat. Abu Bakar ibnul Anbari menyebutkan: “Allah telah menurunkan Qur’an seluruhnya ke langit dunia. Kemudian Ia menurunkannya secara berangsur-angsur selama dua puluh sekian tahun. Sebuah su>rat turun karena suatu urusan yang terjadi dan ayat pun turun sebagai jawaban bagi orang yang bertanya, sedangkan Jibril senantiasa memberitahukan kepada Nabi saw. di mana su>rat dan ayat tersebut harus ditempatkan. Dengan demikian susunan su>rat-su>rat, seperti halnya susunan ayat-ayat dan logat-logat Qur’an, seluruhnya berasal dari Nabi saw. Oleh karena itu, barang siapa mendahulukan sesuatu su>rat atau mengakhirkannya, ia telah merusak tatanan Qur’an.”[36]
Al-Kirmani dalam al-Burhan mengatakan tertib su>rat seperti kita kenal sekarang ini adalah menurut Allah pada Lauh} Mah}fu>z}, Al-Qur’a>n sudah menurut tertib ini. Menurut tertib ini pula Nabi membacakan di hadapan Jibril setiap tahun apa yang dikumpulkannya dari Jibril itu. Nabi membacakan di hadapan Jibril menurut tertib ini pada tahun kewafatannya sebanyak dua kali, dan ayat yang terakhir kali turun adalah su>rat Al-Baqarah ayat 281. Lalu Jibril memerintahkan kepadanya untuk meletakkan ayat ini di antara ayat riba dan ayat tentang utang piutang.[37]
Termasuk ke dalam golongan ini, Nasr Hamid Abu Zaid, seorang ulama kontemporer. Menurutnya, urutan su>rat dalam mushaf al-Qur’a>n adalah tauqi>fi>, karena pemahaman ini sesuai dengan gagasan teks yang ada di lauh} mah}fu>dz}.[38]
  1. Ijtiha>di>
Dikatakan bahwa tertib su>rat itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat adanya perbedaan tertib di dalam mushaf-mushaf mereka. Misalnya mushaf Ali disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai dengan Iqra’, kemudian Muddaththir, lalu Nu>n, Qalam, kemudian Muzzammil, dan seterusnya hingga akhir su>rat Makki dan Madani. Dalam mushaf Ibn Mas’ud yang pertama ditulis adalah su>rat Baqarah, kemudian Nisa> dan kemudian Ali> ‘Imra>n. Dalam mushaf Ubai yang pertama ditulis ialah Fatih}ah, Baqarah, kemudian Nisa> dan kemudian Ali> ‘Imra>n. Dalam mushaf Ibn Asytah memasukkan su>rat Anfa>l dan Taubat dalam as-sab’ut} t}iwa>l dan tidak memisah keduanya dengan basmalah.[39]
Diriwayatkan, Ibn Abbas berkata: “Aku bertanya kepada Uthman yang mendorongmu mengambil Anfa>l yang termasuk kategori matha>ni dan Bara>’ah yang termasuk mi’in untuk kamu gabungkan keduanya menjadi satu tanpa kamu tuliskan di antara keduanya Bismilla>hir rah}ma>nir rah}i>m, dan kamu pun meletakkannya pada as-sab’ut} t}iwa>l (tujuh su>rat panjang)? Uthman menjawab: Telah turun kepada Rasulullah su>rat-su>rat yang mempunyai bilangan ayat. Apabila ada ayat turun kepadanya, ia panggil beberapa orang penulis wahyu dan mengatakan: ‘Letakkanlah ayat ini pada su>rat yang di dalamnya terdapat ayat anu dan anu.’[40]
Riwayat lain menambahkan, Su>rat Anfa>l termasuk su>rat pertama yang turun di Madinah sedang su>rat Bara>’ah termasuk su>rat yang terakhir diturunkan. Kisah dalam su>rat Anfa>l serupa dengan kisah dalam su>rat Bara>’ah, sehingga aku mengira bahwa su>rat Bara>’ah adalah bagian dari su>rat Anfa>l. Dan sampai wafatnya Rasulullah tidak menjelaskan kepada kami bahwa su>rat Bara>’ah merupakan bagian dari su>rat Anfa>l. Oleh karena itu, kedua su>rat tersebut aku gabungkan dan di antara keduanya tidak aku tuliskan Bismilla>hir rah}ma>nir rah}i>m serta aku meletakkannya pula pada as-sab’ut} t}iwa>l.[41]
  1. Tauqi>fi> dan Ijtiha>di>
Dikatakan bahwa sebagian su>rat itu tertibnya tauqi>fi> dan sebagian lainnya berdasarkan ijtihad para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan tertib sebagian su>rat pada masa Nabi saw. Misalnya, keterangan yang menunjukkan tertib as-sab’ut} t}iwa>l, al-hawamim dan al-mufas}s}al pada masa hidup Rasulullah.
Diriwayatkan,
ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال اقراوا الزهروين البقرة و ال عمران
 “Bahwa Rasulullah berkata: Bacalah olehmu dua su>rat yang bercahaya, Baqarah dan Ali> ‘Imra>n.”[42]
Diriwayatkan pula,
انه كان اذا اوى الى فراشه كل ليلة جمع كفيه ثم نفث فيهما فقرا قل هوالله احد و المعوذتين
 “Bahwa jika hendak pergi ke tempat tidur, Rasulullah mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya lalu membaca Qul huwalla>hu ah}ad dan mu’awwidhatain.”[43]
Ibn Hajar mengatakan:  “Tertib sebagian su>rat-su>rat atau sebagian besarnya itu tidak dapat ditolak sebagai bersifat tauqi>fi>.” Untuk mendukung pendapatnya ini ia kemukakan hadith Huzaifah as-Saqafi yang di dalamnya antara lain termuat:
“Rasulullah berkata kepada kami: ‘telah datang kepadaku waktu untuk membaca hizb (bagian) dari Qur’an, maka aku tidak ingin keluar sebelum selesai.’ Lalu kami tanyakan kepada sahabat-sahabat Rasulullah: Bagaimana kalian membuat pembagian Qur’an? Mereka menjawab: Kami membaginya menjadi tiga su>rat, lima su>rat, tujuh su>rat, sembilan su>rat, sebelas su>rat, tiga belas su>rat, dan bagian al-mufas}s}al dari Qa>f sampai kami khatam.”[44]
Kata Ibn Hajar lebih lanjut: “Ini menunjukkan bahwa tertib su>rat-su>rat seperti terdapat dalam mushaf sekarang adalah tertib su>rat pada masa Rasulullah.” Dan katanya: “Namun mungkin juga bahwa yang telah tertib pada waktu itu hanyalah bagian mufas}s}al, bukan yang lain.”[45]

F.     Kesimpulan
Al-Qur’a>n terdiri atas su>rat-su>rat dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah su>rat dari Al-Qur’a>n. Su>rat adalah sejumlah ayat Al-Qur’a>n yang mempunyai permulaan dan kesudahan.[46]
Jumlah su>rat Qur’an ada seratus empat belas su>rat. Su>rat yang pertama adalah Al-Fa>tih}ah, merupakan doa pendek yang sangat sering dibaca oleh umat Islam.[47] Mengenai jumlah su>rat Al-Qur’a>n ada pula yang mengatakan ada seratus tiga belas su>rat, karena su>rat Anfa>l dan Bara>’ah dianggap satu su>rat. Su>rat terpanjang adalah su>rat Baqarah.[48] Setiap su>rat memiliki nama, yang diambil dari kata yang menonjol atau sering disebutkan dalam su>rat atau diambil dari kata yang terdapat pada permulaan su>rat. Terkadang suatu su>rat mempunyai dua nama yang mana keduanya sama-sama sering digunakan.[49]
Berdasarkan panjang pendek su>rat atau jumlah ayat yang dikandungnya, ulama membagi su>rat ke dalam empat kelompok: At}-T}iwa>l, Al-Mi’un, Al-Matha>ni, dan Al-Mufas}s}al. Su>rat mufas}s}al dibagi menjadi tiga: Mufas}s}al T}iwa>l, Mufas}s}al Awsat}, dan Mufas}s}al Qis}a>r.
Berdasarkan tempat turunnya, su>rat dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu su>rat Makkiyyah dan su>rat Madaniyyah. Kelompok su>rat yang semua atau sebagian besar ayatnya diturunkan di Mekah (sebelum periode hijrah) dinamakan su>rat Makkiyyah dan kelompok su>rat yang semua atau sebagian besar ayatnya diturunkan di Madinah (sesudah hijrah) disebut su>rat Madaniyyah.[50]
Para Ulama berbeda pendapat dalam mengurutkan su>rat-su>rat dalam Al-Qur’a>n. Mengenai tertib su>rat ini, terdapat tiga pendapat para Ulama’, yaitu: (1) Tauqi>fi>, bahwa tertib su>rat itu ditangani langsung oleh Nabi saw. sebagaimana diberitahukan Jibril kepadanya atas perintah Allah swt. (2) Ijtiha>di>, bahwa tertib su>rat itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat adanya perbedaan tertib di dalam mushaf-mushaf mereka. (3) Tauqi>fi> dan ijtiha>di>. Dikatakan bahwa sebagian su>rat itu tertibnya tauqi>fi> dan sebagian lainnya berdasarkan ijtihad para sahabat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar